Mungkin kamu bertanya, mengapa aku suka memandang matamu.
Kuberitahu, tidak hanya kamu yang bertanya, logikaku pun meraung. Dia yang paling tahu pasti aku adalah orang terbodoh. Dia yang tahu pasti mengapa aku berulang melakukan hal serupa.
Logikaku memahami bahwa aku hanya ingin terjatuh lebih dalam ke telaga cintamu. Logikaku juga tidak berhenti kok protes kepadaku. Sebab, menurutnya, aku melakukan perbuatan bodoh. Aku mengumpankan diriku tiap kali memandang matamu meski aku tahu pasti kamu tak pernah membalasnya.
Namun, menyelam dalam pesonamu tetap menjadi hal yang paling menyenangkan bagiku. Di sana aku belajar bahwa cinta dapat membuat sedih dan bahagia berjalan beriringan. Di sana aku dapat merasakan pahit dan manis saling berpagut dalam ruang yang sama. Aku belajar bahwa segala hal dapat memelukku hangat dan mendewasakanku.
Aku tentu menjatuhkan cintaku pada orang yang salah. Kita tentu tak pernah bertemu pada kata ‘semoga’ yang sama. Tuhan yang kita sebut dalam nama berbeda pun tidak mungkin mengabulkan ingin kita. Namun, aku tahu pasti aku tidak akan menyesalimu.
Little Infinity 